Yuk Ikutin Kami Juga di Intagram @mediakebaikan cek yuk...

Belajar Tahsinul Qur'an

Kolaborasi Dalam Kebaikan

 

Belajar Al-Qur'an adalah hal yang sangat penting bagi umat islam, karena salah satu Rukun Iman yaitu beriman pada Al-Quran. Jika seandainya Umat Islam tidak bisa membaca Al-Qur'an, tidak mentaddaburi isi kandungan Al-Qur'an, tidak menghafal Al-Qur'an dan tidak mengamalkan isi Al-Qur'an, lalu bagaimana dia bisa menjalankan fungsinya sebagai hamba yakni beribadah kepada sang Khalik. sebagaimana firman Allah dalam Surat Az-Zariyat Ayat 56.

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Arab-Latin: Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Padahal sudah jelas ayat ini menunjukan kepada kita, bahwa kita adalah seorang hamba yang senantiasa beribadah kepada pencipta kita yaitu Allah SWT. Al-Qur'an Juga merupakan pentunjuk kepada kita sebagai seorang hamba, agar setiap bentuk ibadah kita bisa dilakukan sesuai dengan ajaran yang di sampaikan Allah dan Rasulnya dalam Surat Al-Baqarah Ayat 2, yang berbunyi :

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Arab-Latin: żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

Dalam Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

beliau meyebutkan. “kitab itu” , yakni kitab suci yang agung ini dalam arti hakiki, yang mengandung hal-hal yang tidak dikandung oleh kitab-kitab terdahulu maupun sekarang berupa ilmu yang agung dan kebenaran yang nyata, ”tidak ada keraguan padanya”, dan juga tidak ada kebimbangan padanya dalam bentuk apapun. Meniadakan keraguan dari kitab ini mengharuskan apa yang bertentangan dengannya, di mana hal yang bertentangan dengan hal itu adalah keyakinan, maka kitab ini mengandung ilmu keyakinan yang menghapus segala bentuk keraguan dan kebimbangan.

Ini merupakan suatu kaidah yang menunjukkan bahwa peniadaan disini maksudnya adalah pujian yang harus melingkupi hal yang bertentangan dengannya yaitu kesempurnaan, karena peniadaan adalah suatu yang tidak ada, sedangkan hal yang tiada secara murrni itu tidak ada pujian padanya.

Dan karena kitab suci ini mengandung keyakinan sedangkan hidayah itu tidaklah akan dapat diperoleh kecuali dengan keyakinan, maka Allah berfirman, ”petunjuk (hidayah) bagi mereka yang bertakwa.” Hidayah itu adalah suatu yang memberikan hidayah dari kesesatan dan kesamaran, dan (sebaliknya) membimbing untuk menempuh jalan yang berguna.

Allah berfirman di sini, ”petunjuk’’ dan tidak merinci bentuk petunjuknya, Dia tidak berfirman “petunjuk untuk kemaslahatan ini atau untuk kepentingan begini, ” karena yang dimaksud adalahn keumuman (mencakup semua maslahat dan kebaikan), dan bahwasanya ia adalah petunjuk untuk seluruh kemaslahatan kedua negeri, ia adalah pembimbing bagi hamba dalam masalah-masalah ushul (pokok) dan masalah-masalah furu’ (cabang), pemberi penjelasan untuk kebenaran dari kebatilan, dan yang shahih dari yang lemah, dan pemberi penjelasan bagi mereka tata cara menempuh jalan yang berguna bagi mereka di dunia dan akhirat mereka. Allah berfirman pada tempat yang lain,”petunjuk bagi manusia.” (Al-Baqarah: 185).

Ini juga umum mencakup semua (untuk seluruh manusia), sedangkan pada pembahasan ini dan yang selainnya adalah ”petunjuk bagi mereka yang bertakwa, ” karena sesungguhnya dalam hal itu sendiri telah bermakna petunjuk bagi seluruh manusia, sedangkan orang-orang yang celaka tidak memperhatikan hal itu dan mereka tidak menerima petunjuk Allah, maka dengan petunjuk ini, hujjah telah ditegakkan atas mereka, dan nereka tidak mengambil manfaat dengannya, dikarenakan mereka adalah orang-orang celaka.

Orang-orang yang bertakwa ialah orang-orang yang melakukan sebab yang terbesar demi memperoleh petunjuk yaitu ketakwaan, yang mana hakikatnya adalah menjalankan perkara yang dapat melindungi dari kemurkaan Allah dan azabNya dengan cara mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, lalu mereka mengambil petunjuk dengan itu dan mengambil manfaat darinya dengan sebenar-benarnya.

Maka orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang mengambil manfaat dengan ayat-ayat al-Qur’an dan ayat-ayat kauniyah, juga karena hidayah itu ada dua macam;hidayah penjelasan dan hidayah taufik. Maka orang-orang yang bertakwa mendapatkan kedua hidayah tersebut sedangkan selain dari mereka tidak mendapatkan hidayah taufik, karena hidayah penjelasan tanpa mendapat hidayah taufik untuk mengamalkannya bukan merupakan hidayah secara hakiki dan sempurna.

Kemudian Allah menggambarkan ciri orang-orang yang bertakwa tersebut, yaitu memiliki keyakinan-keyakinan dan amalan-amalan batin serta amalan-amalan lahir, karena ketakwaan memang mencakup semua itu.

Jadi Kaum Muslimin jangan pernah menyerah untu belajar Al-Qur'an, meskipun usia mu sudah tua, tetaplah belajar karena Al-Qur'an merupakan petunjuk kita untuk menuju Allah dan meraih Syurga yang dijanjikannya.

Referensi : https://tafsirweb.com/177-surat-al-baqarah-ayat-2.html




Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.